PanduanIbu.com- Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi berupa pesan, ide dan gagasan dari satu pihak ke pihak yang lain, dimana ada pihak yang bertindak sebagai sumber, dan dari sumber itu akan menyampaikan informasi kepada penerima informasi, kemudian penerima informasi akan menanggapi informasi tersebut (feedback). Pada komunikasi keluarga tercermin dari cara orangtua membangun komunikasi dengan anak. Keluarga merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari sejumlah orang yang saling berinteraksi dan berkomunikasi. Maju mundurnya sebuah perkembangan dalam kehidupan keluarga sangat tergantung pada pola komunikasi tiap anggota keluarga. Penerapan pola komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara orang tua dengan anak maupun antar anggota keluarga memiliki implikasi terhadap proses perkembangan emosi anak ataupun anggota keluarga itu sendiri.
Pola komunikasi keluarga terdiri dari 3 yaitu pola otoriter, permisif dan otoritatif atau demokratis. Pola-pola tersebut diterapkan secara situasional yaitu pada saat-saat tertentu sehingga salah satu pola komunikasi bisa lebih dominan daripada pola komunikasi yang lain. Misalnya ketika anak berusia dini, pola komuniasi otoriter dipandang lebih efektif diterapkan dengan tujuan menanamkan nilai-nilai moral pada anak. Sedangkan pola komunikasi demokratis atau otoritatif menjadi tuntutan untuk diterapkan dalam keluarga seiring dengan bertambahnya usia anak dengan tujuan melatih kemandirian, keberanian berpendapat, mengasah kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan pribadi serta keberanian mengungkapkan perasaan dan bertanggung jawab.
Pola komunikasi setiap keluarga berbeda-beda tergantung pada faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi pola komunikasi keluarga yaitu faktor sosial ekonomi keluarga seperti tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan, status sosial, lingkungan, keyakinan serta budaya yang dianut. Pola komunikasi keluarga tentu mempunyai pola tersendiri dan yang terpenting adalah meminimalir terjadinya Misscommunication yang dapat menimbulkan pertengkaran atau kesalahpahaman.